Pengalaman Pertama Memelihara Kucing Persia

10.38 Ivonie 0 Comments

 


Keinginan memelihara kucing sudah ada sejak saya kecil. Namun keinginan tersebut tidak bisa terwujud sampai saya dewasa dan tinggal dengan orang tua. Alasan utamanya karena mak saya takut dan geli banget sama kucing. Melihatnya saja sudah bikin bulu kuduknya berdiri, bahkan pernah mendengar cerita dari almarhum bapak kalau mak pernah sampai pingsan gegara dilempari kucing. Ya, sampai segitunya maka saya menahan diri untuk nggak pelihara kucing.

Kesempatan memelihara kucing pun akhirnya terwujud setelah saya menikah dan memiliki rumah sendiri. Suatu hari suami cerita kalau dia ditawari kucing persia oleh rekan kantornya sebut saja Mas N. Saya tentu saja antusias ketimbang setiap waktu lihat kucing orang suka gemes sendiri hehe. Suami dan saya pun lantas ke rumah rekan kerjanya untuk mengambil dan memilih sendiri kucingnya. Kenapa kok kucingnya ditawar-tawarkan? Karena pemiliknya yang masih saudara rekan kerja suami itu sudah terlalu banyak.

Menyiapkan Kandang yang Layak untuk Kucing Persia

Sewaktu mengambil kucing persia saya belum memiliki tas atau keranjang khusus untuk binatang. Saya membawanya dengan kardus dan membawanya dengan sepeda motor dari rumah saudara rekan kerja suami sampai rumah saya. Pilihan saya dan suami jatuh pada kucing persia warna coklat muda. Kelihatan sekali kucingnya lusuh dan tak terawat karena banyaknya kucing yang sudah ada.

Sesampai di rumah, saya menaruh kucing persia tersebut di dalam rumah agar terbiasa dengan lingkungan baru. Baru keesokan harinya saya memutuskan untuk membeli kandang yang layak untuk kucing Persia pertama. Sayangnya sewaktu membeli kandang tidak ada warna biru, warna favorit saya dan suami sehingga musti pasrah dengan warna yang ada sesuai kebutuhan kucing. Selain kandang saya juga membeli printilan kebutuhan lainnya seperti wadah pakan dan pakannya.

Usia kucing Persia sewaktu saya ambil sudah sekitar 2-3 bulan begitu sehingga sudah agak besar sehingga tidak perlu khawatir menyusu lagi pada induk karena sudah bisa makan makanan kucing secara mandiri. Anak-anak pun senang menyambut kucing pertama di rumah keluarga biru.

 

Membawa Ke Dokter Hewan Saat Sakit

Hari-hari saya dan keluarga makin menyenangkan dengan adanya kucing Persia warna orange. Sempat terjadi perdebatan saat memutuskan untuk memberi nama kucing tersebut sampai akhirnya disepakati sebuah nama Betty. Saya dan suami menilai kalau kucing Persia ini berjenis kelamin betina. Harapannya ke depan dia bisa memberikan keturunan yang lucu-lucu.

Saat memutuskan untuk memelihara kucing tentunya harus siap dengan segala konsekuensinya. Seperti kalau kucing sakit atau menderita penyakit mau gak mau musti di bawa ke dokter hewan. Saya sempat mengalami masalah ini, tiba-tiba beberapa hari Betty nampak lesu dan bersin-bersin. Saya sangat khawatir terjadi sesuatu. Saya dan suami membawa Betty ke dokter hewan dan diketahuilah kalau kucing kami kena virus. Dokter pun memberi obat lewat mulutnya dan suntikan, menurut dokter kami membawanya tepat waktu, karena kalau terlambat sedikit saja bisa mengancam nyawa Betty.

Berurusan dengan dokter hewan saat sakit tidak hanya cukup sekali. saya pernah membawa Betty kembali ke dokter hewan karena dia terkena jamur yang dari hari ke hari rupanya makin parah. Walaupun sudah saya obati dengan salep untuk jamur pada kucing setelah konsultasi dengan teman yang lebih paham soal kucing. Hasilnya masih gak maksimal, dari pada makin parah, saya pun membawa Betty ke dokter hewan lagi dan dokter memberikan obat lewat suntikan dan salep yang musti rajin dioleskan pada bagian tubuh kucing yang terkena jamur.

Perawatan Kucing Persia dengan Grooming ke Salon Kucing Di Malang

Konsekuensi memelihara kucing lainnya yaitu perawatan seperti memandikan kucing ke salon kucing atau yang lebih keren istilahnya grooming. Awalnya saya memandikan sendiri Betty di rumah. Namun hasilnya menurut saya kurang maksimal. Pastinya beda lah ya perawatan sendiri di rumah dengan di salon kucing.

Suami pun mencari informasi salon kucing di Malang yang harganya murah dan terjangkau. Akhirnya dapat salon kucing yang harganya murah. Walaupun lokasinya agak jauh dari rumah kami belain hehehe. Bener juga lho, hasil grooming di salon lebih makasimal dan puas. Oh iya, nama salon kucingnya Tutu House Petshop Grooming and Boarding Malang. Lokasi tepatnya sih di daerah Sawojajar Malang.

Saya masih ingat , pertama kali membawa Betty grooming itu pada tanggal 11 Mei 2019. Selain grooming juga sempat menitipkan Betty saat saya harus bepergian lama. Waktunya sudah cukup lama ya dengan waktu pertama grooming. Oh iya, ada kejadian yang bikin keki nih, berkat grooming itu saya jadi tahu jenis kelamin kucing yang sebenarnya. Menurut mas yang biasa menangani grooming Betty kalau kucing saya jenis kelaminnya jantan. Sontak bikin saya terkejut sekaligus ingin ngakak dong, lha kami sudah terlanjur memberi nama betty hahahaha.

Setelah tahu jenis kelamin yang sebenarnya jantan, saya pun memutuskan untuk mengganti nama kucing dari betty jadi Brownies sesuai dengan warna bulunya yang coklat muda. Brownies jadi kucing persia pertama yang sampai sekarang masih kami rawat. Umurnya yang sudah dewasa membuat dia mengalami birahi, sempat kawin dengan kucing kampung yang saya pelihara juga namun tak ada yang berhasil bikin kucing kampung betina di rumah hamil.

Beberapa kali sempat terbesit buat membuang atau diberikan ke orang lain. Tapi hati kecil saya masih berat untuk melepasnya. Brownies sampai sekarang masih mengalami jamuran dan kami sudah apda tahap pasrah. Kalau kata suami sih itu luka akibat dia tarung dengan kucing jantan lain milik tetangga guna memperebutkan kucing betina hahaha.

Selain Brownies, saya masih memiliki kucing kampung lainnya yang nanti akan saya tulis juga di blog ini. Sejak memutuskan memelihara kucing, rezeki saya makin dimudahkan untuk membeli makanan dan segala tetek bengek perawatannya. Itulah pengalaman pertama memiliki kucing persia yang menyenangkan.

 

 

0 comments: