Selasa, 27 Desember 2016

5 Hal Persiapan Liburan Akhir Tahun Ke Yogyakarta




Sejak awal tahun saya sudah mempunyai rencana untuk liburan. Tetapi realisasinya pasti di akhir tahun yang banyak tanggal merahnya. Selain itu sambil menyisihkan uang ditabung untuk persiapan budget. Namun meski sudah ditabung kalau ada kebutuhan mendesak ya terpakai dulu deh. Saya pernah berdiskusi dengan suami ingin liburan ke luar pulau gitu dan destinasi yang saya pilih adalah Pulau Lombok. Kenapa? Selain karena tempat wisatanya bagus, juga ada sepupu saya yang stay di sana mengikuti suaminya dinas.

Akan tetapi rencana tinggal lah sebuah rencana, mendekati akhir tahun budgetnya hanya bisa di Pulau Jawa saja dan pilihan saya ke Yogyakarta. Selain budgetnya lebih cocok, juga tidak terlalu jauh seperti halnya kalau ke luar pulau. Sewaktu masih hamil, saya sempat ingin ikut suami ke Yogyakarta pas mendapat dinas kantor tapi tidak boleh. Maka dari itu saya meminta pada suami lain kesempatan untuk liburan bareng keluarga ke sana.
Dok. Ihwan Hariyanto

1.Menentukan Hotel Untuk Menginap

Usai mantap pilihan libur akhir  tahun ini ke Yogyakarta, saya perlu mempersiapkan hal yang diperlukan untuk ke sana. Sekitar bulan  Oktober saya mencari informasi mengenai hotel untuk menginap. Saya sempat berdiskusi panjang lebar dengan teman-teman yang rumahnya di Yogyakarta. Mengingat tanggal kepergian saya merupakan hari libur yang cukup lama, dari tanggal 10-12 Desember.


Sebelum menentukan hotel menginap, teman di Yogyakarta terutama Mbak Ima menanyakan selama di sana saya dan keluarga mau kemana saja. Tentu saja hal ini penting agar hotel dengan tempat tujuan wisata tidak terlalu jauh. Sementara untuk hal itu belum saya rundingkan dengan suami. Intinya sih, hotel diusahakan tidak terlalu jauh dari Stasiun Tugu. Itu sih yang jadi patokan saya. Usai browsing di applikasi pemesanan hotel maupun lainnya, dan menimbang lokasinya. Pilihan saya jatuh pada Hotel Pop Sangaji, karena tarif sesuai budget kami dan masih ketersediaannya kamar hotel. Suami juga sudah mengecek langsung via applikasi dan melihat fasilitasnya. Deal, proses pemesanan lancar dan sudah  transfer. Namun suami sempat memberitahu kalau bakal dapat sponsor untuk menginapnya, saya sih selagi hotel dan lokasinya oke tentunya setuju. Suami memperlihatkan rinciannya, saya pun setuju dan memintanya segera merefund yang Hotel Pop agar uangnya bisa cepat kembali.

Sayangnya, sempat terjadi miss komunikasi antara yang akan memberi sponsor dan suami. Ternyata hotel yang tadinya sudah ditunjukkan ke saya diganti hotel lainnya. Lebih disayangkan lagi lokasinya makin jauh dari hotel awal yang saya sepakati dengan suami. Akhirnya gagal deh dan saya meminta suami segera mencari hotel pengganti. Finally, kami dapat hotel via applikasi lain dengan fasilitas yang jauh lebih baik. Bahkan terdapat kolam renang dan playground untuk anak-anak meski tanpa fasilitas sarapan. Harganya pun masih terjangkau karena dapat diskon 40 % pula. Masih rezeki kami deh untuk pilihan hotelnya.

2. Memilih Sarana Trasportasi dan Membeli Tiket Kereta Api

Transportasi yang jadi andalan saya dan keluarga masih sama dari tahun ke tahun yaitu kereta api. Selain dari segi harga yang lebih terjangkau, juga memperhitungkan kenyamanannya. Suami biasa mengalami mabuk darat kalau naik bus, untuk hal itulah kami jarang menggunakannya. Rumah kami menuju stasiun pun relatif dekat. Pengalaman dari sebelumnya, naik kereta memang paling menyenangkan, tidak hanya untuk isi dompet suami tapi juga bagi anak-anak. Mas Aiman yang tipikal banyak gerak, dengan naik kereta dia bisa lebih leluasa.

Dok Ihwan Hariyanto

Saya pun browsing mengenai ketersediaan tiket ekonomi Malioboro Exspres. Beruntung masih tersedia tempat duduk, tetapi suami tidak lekas membelinya. Saya sih khawatir kehabisan karena tanggal kepergiaan pasti banyak yang mau berlibur. Eh, benar saja saat saya membeli di Stasiun Waru sewaktu menghadiri acara arisan keluarga di Sidoarjo. Tiket ekonomi dengan harga terendah, 140 ribu sudah habis tinggal yang 175 ribu. Saya sempet ngomel-ngomel sama suami itu artinya budget tiket jadi membengkak gegara menunda membeli tiketnya.

 Tiket keberangkatan sudah ditangan, tinggal membeli yang pulang. Saat itu belum bisa membeli sekaligus karena budget masih mau dipakai keperluan lain. Baru sempat beli pertengahan Bulan November, dan lagi-lagi kami masih beruntung karena tiket ekonomi dengan harga 175 ribu masih tersedia. Sewaktu berangkat saya meminta pada suami beli tiga kursi saja, sementara untuk pulang saya memintanya membeli empat tiket karena perjalanannya malam hari sehingga lebih banyak tidur.

3. Menyiapkan Baju Selama Travelling



Urusan baju yang akan dipakai selama travelling ini pun perlu saya siapkan. Sekiranya mau membawa berapa baju dengan style yang bagaimana. Kalau saya pribadi memang menyiapkannya khusus, artinya baju yang nantinya dipakai belum pernah saya pakai ke Yogyakarta. Baju baru dong? Iya, tetapi membelinya sudah agak lama dan belum dipakai. Soal style, saya tak memaksakan sih hanya saja meski motifnya tak sama setidaknya warnanya senada. Tentu saja sesuai dengan motto blog saya maupun keluarga, yaitu warna biru. Baik biru cerah maupun biru dongker. Atau misalkan pakai warna lain, setidaknya ada nuansa warna birunya. Seperti baju keberangkatan saya yang biru kombinasi warna pink. Iya, pink-nya mengikuti baju baby Aira hehehe


Baju yang saya pilih semuanya model gamis dan sudah saya padankan sekalian dengan khimar atau jilbabnya. Dan sudah menentukan jumlahnya supaya kopernya cukup. Begitu juga dengan baju untuk anak-anak dan suami. Apalagi sejak memiliki anak kedua, tentu saja bawaan baju makin banyak ketimbang orang tuanya. Selain baju, juga ada mainan dan pampers untuk Aira. Oh iya, saya putuskan untuk membawa tas cadangan yang menyesuaikan dengan gamis yang saya bawa. Tentunya yang lebih simple, ringan dan mudah dibawanya mengingat saya juga sambil menggendong Baby Aira.

4. Menyiapkan Budget Akomodasi dan Oleh-Oleh


Selain budget untuk hotel dan transportasi menuju Yogyakarta, hal lain yang perlu dipersiapakan adalah budget akomodasi selama di sana. Itulah kenapa saya memilih hotel yang dekat dengan stasiun sekaligus pusat kota lebih murah. Akomodasi pilihan saya nantinya pasti lebih sering naik becak, karena kalau jalan kaki masih agak jauh apalagi dengan anak-anak. Alternatif lain ya naik taksi  atau dokar kalau jaraknya agak jauh. Termasuk akomodasi ke tempat-tempat wisata dan membeli oleh-oleh. Nyaris setiap saya dan suami travelling ke suatu tempat mesti membeli oleh-oleh buat keluarga suami meskipun gak banyak. Setidaknya saya bisa berbagi kebahagian lewat oleh-oleh yang saya belikan.

5. Menentukan Tempat Tujuan Wisata



Meskipun sudah pernah ke Yogyakarta untuk liburan, menentukan tempat tujuan wisata tetap saya persiapkan. Mengingat banyak sekali tempat wisata di Yogyakarta, saya memilih yang sesuai dengan anak-anak maupun budget. Tempat tujuan yang utama ingin saya kunjungi adalah Restoran khas jamur, Jejamuran. Ingin ke sini sudah lama sejak saya hamil namun gagal. Selain ke jejamuran, tadinya ingin ke Borobudur, Malioboro, De Mata dan Pasar Beringharjo. Akan tetapi pas di sana pilihan ini berubah menyesuaikan waktu dan keadaan. 

Saya dan suami bersyukur sekali, di saat kami sedang menabung untuk tambahan budget setelah sampai di Yogyakarta. Ternyata rezeki datang di waktu yang tepat. Sehingga rencana liburan akhir tahun ke Yogyakarta bisa terwujud. Liburan kali bukan hanya sekedar bersenang-senang melainkan juga untuk saling merekatkan hubungan saya dengan suami maupun anak-anak.



12 komentar:

  1. Alhamdulilah ya...disaat kepengen traveling bisa berangkat traveling. Kapan ke Semarang lagi nih, Keluarga Biru?
    Biar bisa kopdaran dg duo Ai yang imut2 :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah mbak, wah aku kepengen ke Semarang lagi mbak. Pengen eksplor tempat wisata lain dan ngubek2 Sango lebih lama hahaha

      Hapus
  2. Kenapa gak naik eksekutif aja mbak? Setauku harga tiket dari Malang paling murah 180 ribu, tapi mbak Ivon pas peak season sih ya ke Jogjanya, bisa jadi harganya naik, hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Esekutif 250 ribu-an dan semua udah habis mbak wkwkwkw
      lagipula kalau bawa baby enakan yang ekonomi bisa ditidurin, kalau esekutif kan tetep mangku meski kursinya empuk dan bisa di setting

      Hapus
  3. Jogja memang ngangenin ya..penasaran ama resto jejamuran
    Jadi kalau di kereta, Aim suka lari lari di lorong?

    BalasHapus
  4. Haii baby Airaaa, hebat banget sih naakk, terus sehat yaaaa. Mama Ivon yg hebat bawa 2 bocil tanpa rewel, kereeenn ah keluarga biru!

    BalasHapus
  5. Kalau pas long weekend gitu emang rame ya, Von. Pengalaman nginap di hotel waktu long weekend udah datang jam 2 siang, eh, kamarnya belum ready karena masih ngantri dibersihin. Hihihi.. Petugas kebersihannya sedikit :D
    Kapan2 juga pengin liburan ke Yogya. Ga pengin ke Kalimantan, Von? :D

    BalasHapus
  6. Untuk urusan baju nih paring rempong kalo bawa anak, soalnya sering unpredictable. Misal tiba2 cemong...bwahahaha...trs soal baju yang belum pernah dipake iya sih, tapi kalo aku bukan baju baru melainkan baju lama yang memang belum pernah ke suatu tempat. Jadi nanti kalo pas foto ootd biar bajunya nggak itu lagi itu lagi...huahahaha...

    BalasHapus
  7. enak ya bisa bepergian sekeluarga.. ini bisa menjadi pengalaman yang seru...

    BalasHapus
  8. Beh... yangn bisa liburan akhir tahun ke kota pelajar...
    Kompak bnget keluarga biru, dri pakaiannyaa senada.... hheee

    BalasHapus
  9. Selamat liburan Ivon :) jadi pengen ke Yogya lagi nih kotanya nyaman dan kemana2 naik becak seru

    BalasHapus
  10. Hihihi, aku gak ikutan. Lagi nipis budgetnya :D

    BalasHapus