Senin, 05 Desember 2016

Menuju Indonesia Sehat Bersama GERMAS Dalam Peringatan Hari AIDS Sedunia



Agenda minggu ini adalah menghadiri acara blogger di Surabaya. Hari Kamis 1 Desemember yang diadakan oleh Kementrian Kesehatan RI, dalam rangka hari AIDS sedunia yang berlokasi di Hotel Tunjungan Surabaya Ruang Mawar. Saya tidak sendiri melainkan bersama teman blogger lainnya dari Malang Citizen. Ada Anisa, Mbak Retno, Mbak Sri Rahayu, Faqih dan Richo.

Bapak Indra 

Selain memeperingati hari AIDS sedunia, acara temu blogger kesehatan ini bertema Menuju Indonesia Sehat. Acara yang diprakarsai oleh Kementerian Kesehatan RI di Jawa Timur ini, mendatangkan empat narasumber yang berkompeten di bidangnya. Mereka akan menjelaskan lebih banyak mengenai AIDS dan juga sosialiasasi GERMAS. Acara dibuka oleh Bapak Indra dengan memperkenalkan satu per satu para narasumber. Pembicara pertama disampaikan oleh Bapak Oscar Primadi, selaku Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat.

Keempat Narasumber

Menurut beliau, terjadinya perubahan pola penyakit terkait dengan perilaku manusia itu sendiri. Sejak tahun 1990 penyakit menular merupakan penyebab terbesar kematian dan kesakitan. Contohnya Infeksi Saluran Pernapasan Atas, Tuberkolusis, dan Diare. Sementara sejak tahun 2010, menjadi penyakit tidak menular, contohnya Tekanan Darah Tinggi, Stroke, Jantung, Kanker dan Diabetes. Akibat penyakit katastropik beban biaya JKN membengkak menjadi Rp. 16,9 Trilyun atau 29,67%. Adapun resiko faktor penyebab penyakit tidak menular, diantaranya :
1.       Kurangya aktifitas fisik. Di beberapa daerah diadakan car free day, dengan menutup jalan minimal seminggu sekali agar membebaskan masyarakat untuk berolag raga.
2.       Kurangnya konsumsi buah dan sayur.
3.       Minum alcohol.
4.       Merokok.
5.       Buang air besar sembarangan. Menurut riset, 63 juta penduduk Indonesia masih buang air besar di sungai sehingga mencemari lingkungan.

Oleh sebab itu perlu adanya pencegahan salah satunya melalui  Gerakan Masyarakat Hidup Sehat ( GERMAS).  Semua hendaknya melakukan gerakan hidup sehat baik di kota maupun daerah. Gerakan ini merupakan suatu tindakan yang sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama oleh seluruh komponen bangsa, dengan kesadaran, kemauan, kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Selain itu tujuan GERMAS agar masyarakat berperilaku sehat sehingga  berdampak beberapa hal diantaranya:
1.       Kesehatan terjaga.
2.       Produktif.
3.       Lingkungan bersih.
4.       Biaya untuk berobat berkurang.
GERMAS diprakarsai oleh bapak Presiden Joko Widodo di Bantul, Yogyakarta yang diikuti oleh 9 provinsi.

Di sesi berikutnya diisi oleh narasumber Ibu Wiendra Woworuntu, M.Kes Direktur P2PML, Kemenkes RI. Beliau membahas mengenai Situasi Epidemi HIV/AIDS Nasional dan Kebijakan Program Pencegahan Pengendalian HIV-AIDS.

Orang baik-baik atau keluarga bisa kena dampak stigma HIV/AIDS. Hal ini lah yang jadi permasalahan bersama. Stigma yang berkembang di masyarakat membuat sebagian takut untuk melakukan tes. Padahal tidak hanya PSK saja yang bisa mengidap HIV/AIDS. Menurut hasil riset, komposisi penderita AIDS/HIV adalah ibu rumah tanggasebesar 17,74 % atau sekitar 2930 orang. Kenapa ibu rumah tangga? Padahal bisa dibilang ibu rumah tangga hanya berkutat di rumah mengurus keluarga, tak lain karena tertular pasangannya/ suami yang tanpa sepengetahuan istri belanja dengan tanda kutip di luar sana. yang perlu diketahui oleh masyarakat, bahwasannya HIV itu terdapat di darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu.  sementara penularannya bisa melalui banyak media.
1.       Hubungan seks tidak aman diantaranya heteroseksual dan homoseksual.
2.       Darah. Bisa terjadi saat transfusi darah dan penggunaan jarum suntik yang tercemar. Maka diharapkan bila memakai jarum suntik dipastikan dengan yang baru.
3.       Ibu ke bayi. Itulah kenapa ibu yang sedang hamil dianjurkan untuk menjalani tes HIV agar saat bayi lahir dan menyusui dia tidak tertular.

Materi selanjutnya disampaikan oleh drg. Ansarul Fahruda selaku Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Menurut beliau, 3729 orang meninggal karena AIDS di Jatim dan jenis kelamin terbanyak itu laki-laki. 488 anak-anak usia di bawah 15 tahun yang menderita HIV. Tes HIV hendaknya dilakukan secara sukarela atau anjuran petugas kesehatan. Sebelum pengambilan darah, akan mendapat layanan konseling oleh seorang konselor. Konselor atau petugas kesehatan akan menjaga kerahasian pribadi, sehingga tidak perlu takut untuk melakukan tes. Hasil tes diberikan langsung pada penderita.


Untuk itu perlu adanya komitmen dari pemerintah agar program 3 zero berhasil. Adapun komitmen diantaranya :
1.       Menyiapkan SDM dan layanan HIV, AIDS dan IMS yang berkualitas serta mudah diakses oleh masyarakat.
2.       Menyediakan obat ARV gratis bagi seluruh rakyat Indonesia
3.       Upaya menurunkan stigma dan diskriminasi terkait AIDS/HIV.

Materi terakhir disampaikan oleh mas Farid Hafifi   dari LSM  Mahameru yang lebih banyak membahas mengenai ODHA. Tantangan bagi para ODHA adalah ketersediaan obat antiretroviral. Untuk mereka yang berada di daerah terpencil butuh perjuangan dan waktu yang lama. Misalnya di daerah Kabupaten Malang bagian Selatan, butuh waktu 3 jam untuk sampai ke kota untuk mendapatkan obat ARV. Sampai saat ini belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan AIDS tetapi ada obat gratis dari pemerintah. Hanya saja belum tersebar secara merata.  Perlu upaya mempertahankan kepatuhan ODHA patuh pada pengobatan.

Sesi Tanya Jawab

Usai penyampaian materi dari keempat narasumber, sesi selanjutnya tanya jawab dari para blogger. Diantaranya ada Faqih, blogger dari Malang Citizen yang bertanya mengenai koneksi BPJS bagi ODHA bisa digunakan atau klaim. Kemudian Mbak Sri, blogger dari komunitas yang sama menanyakan apakah tidak ada upaya penyembuhan AIDS dengan obat herbal dan Mbak Avy blogger Surabaya. Selanjutnya ada penyerahan cendramata untuk para narasumber dan dua blogger dengan livetwiit terbanyak yaitu mbak Rahma dan Mbak Tika, serta ditutup foto bersama.

Penyerahan Cinderamata


Selesai menjawab semua pertanyaan para blogger, acara di tutup pukul setengah lima sore. Dengan adanya temu blogger kesehatan ini dapat membantu meluruskan stigma negative masyarakat mengenai AIDS/HIV maupun ODHA.


Foto bersama Narasumber, Blogger Jakarta, Surabaya dan Malang



7 komentar:

  1. Mari bersama ubah pola hidup dengan GERMAS. Karena kalau bukan kita, siapa lagi...

    BalasHapus
  2. Beruntung banget kita bisa ikutan acara keren begini

    BalasHapus
  3. stigma dan diskriminasi ODHA itu yang masih terus ada sampai saat ini ya, HIV/Aids selalu berkonotasi negatif, padahal banyak tenaga medis yang juga tertular :(

    semoga sih beneran bisa jadi zero 3 poin itu.

    BalasHapus
  4. Karena datang di acara keren ini, jadi ketemu mama Ivone :) Ayo bergerak bersama menuju Indonesia Sehat

    BalasHapus
  5. Iya beneran pas tahun 2015 itu sebelum melahirkan aku disuruh tes darah. padahal pas 2013 ga pake tes darah

    BalasHapus
  6. Ampel Boyolali itu termasuk daerah yang pengiap HIVnya lumayan banyak... hiks

    bdw itu pas Aira diajak, dia enggak rewel, Mbak?

    BalasHapus