Kamis, 15 Desember 2016

Pesona Wajah Baru Kampung Cokelat Blitar



Pernahkah  kalian melakukan perjalanan tanpa direncanakan sebelumnya? Bulan lalu saya baru melakukannya. Sejak ibu pulang ke Indonesia, tiap akhir pekan saya pun pulang rumah di Desa Popoh Blitar untuk menemani ibu. Sementara suami kerja dan menyusul pada hari Sabtu dan Minggu balik ke Malang lagi. Tetapi tidak dengan Minggu, 20 November lalu.



Rencana pulang ke Malang agak sore sehabis Ashar, sehingga masih ada waktu di rumah. Tetapi usai berziarah ke makam alm. Bapak, tetiba saya punya usul untuk main sebentar ke Kota Blitar. Namun belum jelas mau kemana tujuannya. Pas sampai di rumah, saya mengusulkan pada suami untuk main ke Kampung Cokelat saja. Toh, meski dulu sudah pernah ke sana, namun saya ingin balik ke sana lagi.

Mencari Jalur Ke Kampung Cokelat dengan Google Maps

Jadilah saya segera bersiap untuk berangkat agar tidak makin kesiangan. Kalau dulu saya hanya bertiga dengan Mas Aiman, sekarang sudah ada Aira menyertai kebersamaan kami. Meskipun pernah ke sana, tetapi saya dan suami sama-sama lupa rute ke lokasi Kampung Cokelat. Apalagi dulu ke sana lewat tengah kota, jelas jalurnya pun beda kalau saya berangkat langsung dari rumah. Namun hal itu tak menyurutkan niat kami ke sana. Saya meminta pada suami agar melaju saja terus mengikuti jalur jalan besar provinsi ke Kota Blitar. Tapi suami sudah rebut untuk pakai google maps saja saat di jalan. Sehingga sesampai kira-kira daerah Garum, kami pun berhenti dan mulai menyalakan google maps.

Saya yang memegang handphone dengan google maps menyala, nanti akan diberi aba-aba kapan harus belok mengikuti jalur yang tertera. Hanya saja, saat kami berbelok jalan mengikuti arahan google maps, kok saya curiga ini salah jalur. Karena makin jauh, justru masuk ke kampung dan justru hamparan sawah sepanjang jalan. Sebelum terlanjur jauh, saya meminta suami untuk berhenti dan berbalik arah saja, kemungkinan kami salah belok. Kami pun melanjutkan perjalanan hingga hampir sampai pertigaan, barulah saya meminta pada suami untuk berhenti dan mulai menyalakan lagi google maps-nya.

Sesuai dengan arahan dari google maps, kami melaju mengikuti arahan. Dari pertigaan Bence, kami berbelok ke kiri melewati Jalan Kalimantan. Dari sana jalan lurus sampai melewati perempatan dan masih jalan lurus hingga ketemu Jalan nasional III lalu belok kiri. Nah, jalan ini lah yang nantinya kalau ke kanan bisa mengarah ke jalan ke kota. Dari jalan ini pula titik temu lokasi Kampung Cokelat makin jelas. Kami pun terus mengikuti jalan tetap dengan arahan google maps. Lokasi Kampung Cokelat sendiri berada di Jalan Banteng Blorok Desa Plosorejo Kademangan Blitar.
 
Wajah Baru Kampung Cokelat

Mendekati lokasi sudah tampak keramaian dan hatipun lega. Saya sempat excited dengan perkembangannya meski belum masuk. Kenapa? Tempat parkir makin banyak sampai ke halaman rumah penduduk sekitarnya. Pengunjung pun makin membludak, bisa terlihat dari plat nomer kendaraan yang di parkir banyak dari luar kota. Bahkan ada beberapa bus yang berjejer di sepanjang pinggir jalan. Saya dan suami memutuskan parkir di halaman rumah penduduk yang tak jauh dari area Kampung Cokelat.


Perubahan wajah Kampung Cokelat sudah terlihat dari depan, jalan yang menuju lokasi loket menjadi lorong yang dihiasi lukisan tentang cokelat. Berbeda dengan dulu, lokasi itu masih menjadi tempat parkir motor. Begitu sampai dalam, wow...bener-bener perkembangannya pesat. Area yang dulu untuk menggiling biji cokelat pun jadi jalan tembus ke loket tiket.  Sebelah kanan yang dulunya area untuk menjemur biji cokelat, kini berubah menjadi taman dan gallery aneka produk berbahan cokelat dan ruang cooking class.

Sementara saya masih dibuat kagum, suami yang mengantri tiket masuk di loket. Suasana di Kampung Cokelat sangat ramai. Oh iya, harga tiket masuknya masih tetap dan tidak berubah meski sudah mengalami renovasi. Saya sengaja beli tiket masuk saja, meskipun tersedia paketan yang akan dipandu oleh guide di sana.



Ragam Fasilitas Di Kampung Cokelat

Sesuai dengan namanya, tentu saja tempat wisata ini merupakan sebuah area kebun cokelat. Selain itu juga ada beberapa fasilitas sebagai penunjangnya. Kalau untuk area kebun cokelatnya masih seperti dulu, hanya saja sekarang bagian atas sudah dilengkapi dengan atap tembus cahaya, sehingga kalau turun hujan tak perlu khawatir. Apa saja fasilitas yang ada di Kampung Cokelat, berikut saya tuliskan berdasarkan pengalaman saya.

Kebun Bibit Lama Kampung Cokelat


1.       Kebun Bibit Cokelat





Selain berjejer pohon cokelat yang sudah berbuah, ada juga kebun khusus pembibitan yang tertata dengan baik, sehingga bisa jadi ajang foto para pengunjung. Dibanding dengan yang dulu, kebun bibit pohon cokelat tak seluas dulu. Di antaranya terdapat banner yang jadi lokasi hits pengunjung berfoto yang menunjukkan sedang berada di Kampung Cokelat.



2.       Kolam Terapi Ikan


Di tengah area  terdapat sebuah kolam ikan yang tidak terlalu besar. Itu bukan kolam ikan biasa, melainkan ikan kecil-kecil yang untuk terapi. Saya sih tak sempat mencoba, justru Mas Aiman dan suami yang tertarik. Apalagi Mas Aiman, meski takut-takut dia senang banget lho.

3.       Food Court



Terdapat beberapa food court dengan menu masakan Jawa. Sistemnya bukan seperti food court yang ada di kebanyakan mall, melainkan dengan prasmanan. Ada aneka masakan ikan, ayam, sayur bening bayam dan jagung, aneka lauk, mulai dari bebotokan, bakwan jagung dll. Harga makanannya pun terjangkau. Seperti menu yang saya pilih, sepotong ikan patin bumbu, sayur bening bayam jagung, dua buah kerupuk dengan porsi nasi sepuasnya hanya 14 ribu. Selain itu ada juga stand minuman berbahan cokelat yang enak.


4.       Hall dan Stage



Sewaktu saya pertama ke sini, fasilitas ini belum ada. Sekarang sudah ada dan cukup luas, sehingga bisa disewakan untuk acara, missal pernikahan atau lainnya. Juga sebuah stage untuk pertunjukan musik. Pengunjung yang ingin unjuk suara, bisa menyalurkan bakat menyanyinya di sana dan gratis.

5.       Ruang Produksi
Di kunjungan yang pertama saya dan suami sudah pernah masuk, sehingga kali ini saya lewatkan saja untuk menghemat waktu.

6.       Mushola
Untuk mushola, lokasinya pun masih sama seperti dulu. Berada di antara hall kanan dan hall sebelah kiri yang merupakan bangunan baru.

7.       Toilet
Letak toilet pun masih sama, dekat dengan area mushola. Hanya saja, mungkin jumlahnya yang bertambah.

8.       Ruang cooking Class
Ruangannya berdampingan dengan gallery penjualan. Saya hanya melihat dari luar, terdapat berderet meja dan kursi untuk berkreasi dengan cokelat. Selain itu ruangannya bersih dan ber-AC.

9.       Wahana Permainan
Sayangnya saya tidak sempat mengunjungi karena keterbatasan waktu dan saat itu hujan turun cukup deras. Sehingga saya memilih untuk duduk-duduk dan berteduh saja sambil menunggu hujan reda.

10.   Galery Produk Cokelat





Nah, bagian area ini mengalami perkembangan yang luar biasa. Kalau dahulu kecil, sekarang jauh lebih luas. Ada beragam olahan cokelat yang dipajang dan siap diboyong bawa pulang dan jangan lupa dibayar ke kasir pastinya hehehe. Selain produk cokelat, juga ada cinderamata sebagai oleh-oleh khas Kampung Cokelat. Diantaranya gantungan kunci, magnet kulkas, aneka produk tas dan dompet, tempat tisu, pajangan dan juga produk baju bertuliskan Kampung Cokelat.






Sewaktu belanja di bagian Galery, saya sempat nyaris kalap. Banyak yang ingin dibeli hanya saja isi dompet gak sesuai dengan keinginan. Saya hanya beli beberapa produk cokelat dan cinderamata untuk oleh-oleh ibu dan keluarga di Malang. Usai belanja, saya kembali duduk sejenakmenunggu hujan reda. Tetapi hujan tetap saja deras, karena takut kesorean dan harus pulang ke Malang. Saya memutuskan untuk nekad menerjang hujan. Bersyukur saat niatan mau nekad, hujan agak mereda. Saya dan suami bergegas untuk meninggalkan area wisata Kampung Cokelat.


Buat saya wisata Kampung Cokelat ini cukuplah sebagai tempat refresing ataupun sekedar piknik tipis-tipis. Sambil minum olahandari  cokelat menikmati sejuknya kebun cokelat dan melihat buah cokelat yang bergelantungan menyenangkan mata dan pikiran deh. Selain tempatnya yang berada di pinggiran kota Blitar, biayanya pun cukup terjangkau kantong. Anda tertarik?





25 komentar:

  1. Wih keren..mupeng deh Mba..blm pernah ke sana heheheheh
    Tiketnya juga murah

    BalasHapus
    Balasan
    1. nanti ajak suami atau keluarga ke sini Zen, asyik kalau ramai-ramai

      Hapus
  2. Bikin pengen ke sini lagi. Ajak anam2. Katanya udah lebih bagus dari dua tahun lalu. :o

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo kalau ke sini ramai-ramai Nis, seru deh

      Hapus
  3. Tempatnya bagus ya ivon, kapan bisa ke sini ya. Makasih infonya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayo kalau main ke Malang sekalian mampir sini mbak heheh.
      sama-sama mbak Ima

      Hapus
  4. Seru banget ya ke Kampung Coklat.. Pengen ngajak anak-anak kesana deh, mereka pasti suka...

    BalasHapus
  5. Dengan penampilan yang baru ini tidak mengherankan jika pengunjung Kampung Coklat makin membludak bahkan berasal dari luar Jatim. Semoga bisa terus ditingkatkan dan menjadi objek wisata andalan Blitar di tingkat nasional, aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sempat kaget ya hehehe.
      Aamiin, semoga makin berkembang pariwisata di Blitar ya

      Hapus
  6. Dulu pernah pulang dari sini nyoba lewat hutan jati itu, bingung jalanne.. kalau aku mending lewat kanigoro tembus terminal, terus lewat kademanangan mbak, hehhee

    Aku juga kaget liat tempatnya udah diperluas n jadi bagus, padahal dulu aku ngomel-ngomel, tempat wisata kok gini amat, wkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nantinya yang tembus pertigaan Lodoyo itu ya?
      Pasti pas awal-awal buka ya? aku juga hahaha

      Hapus
  7. Penasaran sama yang namanya kampung coklat. Pasti banyak coklatnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Olahan coklat banyaak mbak. kalau Pohon cokelat yang sudah berbuah sih, lumayan jadi peneduh kita duduk-duduk.

      Hapus
  8. Wah, wisata edukasi yang unik, ya? Jadi pengen berkunjung

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, apalagi yang bagian cooking class anak-anak seneng deh

      Hapus
  9. Jadi pengen ke sana, Mbak Ivon. :D Anak2 pasti suka. Cokelatnya lucu-lucu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siapin isi ATM yang banyak mbak, jaga-jaga kalau kalap borong cokelat hihihih

      Hapus
  10. Belum pernah ke Blitar, tempat ini akan jadi tujuan pertama jika ke Blitar, hmmmmm yummmy ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Main-main ke Blitar mbak. Selain Kampung Cokelat, pantai-nya bagus2 juga

      Hapus
  11. Wih makin banyak wahananya kampung coklat ini ya
    Kayaknya Blitar bakal jadi salah satu destinasi wisata yang asyik nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, selain Makam Bung Karno dan juga pantai-pantainya hehehe

      Hapus
  12. Makin komplit ya isinya. Aku kamern kesana aja udah kece. Ini, makin kece!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, jauuh banget dengan pertama aku ke sana hahaha

      Hapus
  13. klo blh tau itu billboardnya didaerah mana ya mbak? baru ya itu?

    BalasHapus