Reuse Kaleng Bekas Biskuit jadi Pot Tanaman Sayuran di Lahan Terbatas

00.36 Ivonie 31 Comments

 

Beritani challenge

Assalamualaikum Sahabat, hari ini sudah menginjak hari kedelapan di Bulan Suci Ramadan. Bagaimana puasanya, semoga lancar dan sehat selalu ya. Puasa tahun ini kita masih harus bergelut dengan pandemi Covid 19. Otomatis kita lebih banyak melakukan kegiatan di rumah selama Bulan Ramadhan untuk mencegah penularan dan penyebaran virus Covid 19. Memang idealnya sih selama Ramadhan ini kita lebih banyak meluangkan waktu untuk beribadah sebagai bekal pahala kita nanti di akhirat.

Ngomongin tentang ibadah dan pahala, sebenarnya luas maknanya. Bukan hanya salat, puasa dan tadarus yang bisa mendatangkan pahala, kegiatan sehari-hari bila diniatkan sebagai ibadah maka akan diganjar pahala juga oleh Allah SWT. Sebagai contoh, seorang suami yang bekerja mencari nafkah jika diniatkan untuk menjalankan kewajiban sebagai suami maka di hadapan Allah akan dinilai sebagai ibadah. Rezeki dapat, pahala juga dapat. Begitu pun juga dengan kegiatan kita yang lain jika memberikan kebaikan atau manfaat bagi orang lain, makhluk lain dan bumi ini maka juga akan dinilai ibadah.

Misalnya saja berkebun di rumah. Ini menjadi salah satu kegitaan positif yang dapat memberikan manfaat. Nah kebetulan saya tuh suka berkebun sejak dulu, mulai dari menanam tanaman hias hingga sayuran dan buah untuk dikonsumsi sendiri. Sejak kecil hingga remaja saya tinggal di desa Popoh, Blitar, dimana masih banyak lahan kosong yang bisa dimanfaatkan untuk berkebun. Sehingga saya dulu bisa melakukannya dengan leluasa, di sekitar rumah orang tua saya tumbuh pohon rambutan, mangga, kelapa, papaya, singkong yang bisa dipanen setiap tahun.

Trend Bercocok Tanam di Tengah Pandemi




Setelah saya berumah tangga dan tinggal di kota Malang, hobby bercocok tanam ini tetap saya jalani meskipun lahan di rumah terbatas. Kami hanya memiliki pekarangan kecil di depan rumah, di sana ditanami aneka tanaman hias dan satu pohon mangga. Untuk menyiasati keterbatasan lahan saya menggunakan pot yang saya tata di rak bersusun, potnya bisa beli atau menggunakan kaleng biskuit bekas dan standing pouch minyak goreng.





Adanya pandemi Covid 19 ternyata membawa angin segar bagi dunia cocok tanam, dimana masyarakat yang selama ini abai terhadap penghijauan mendadak jadi suka bercocok tanam. Banyak orang yang mendadak membeli tanaman hias dan bibit tanaman lainnya untuk ditanam di rumah. Penyebab masyarakat jadi suka berkebun di tengah pandemi adalah karena rasa bosan dan jenuh di rumah saja sehingga ingin menghias rumah agar lebih indah dan bikin betah dengan tanaman hias. Selain tanaman hias, saya juga menanam tanaman toga, seperti daun pandan, seledri, tomat hingga cabe rawit. Bila membutuhkan sewaktu-waktu bisa tinggal  memanen di depan rumah yang semuanya saya tanam menggunakan wadah bekas makanan sekali pakai seperti kaleng biskuit yang sempat menumpuk di gudang.




Keladi, Aglaonema (Sri Rejeki), Monster (Janda Bolong), Kaktus adalah contoh beberapa tanaman hias yang meroket popularitasnya di saat pandemi. Tanaman yang semula tumbuh liar mendadak jadi buruan banyak orang, harganya pun melambung tinggi. Tanaman-tanaman ini menjadi komoditi yang menjanjikan bagi para pedagang dan prestise tersendiri bagi masyarakat yang memilikinya.


Bercocok tanam di saat pandemi sejatinya bukan hanya untuk mengisi waktu senggang di rumah namun memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan jiwa dan raga antara lain:

1. Meningkatkan Kebugaran

Memilih hobby berkebun maka mau nggak mau kita jadi banyak bergerak mulai dari mencangkul tanah, menanam bibit hingga menyiram tanaman. Ketika melakukan banyak gerakan, tingkat kebugaran tubuh cenderung meningkat. Selain itu, dengan membawa dan menggunakan alat-alat berkebun seperti cangkul dan pemotong rumput sama dengan melakukan latihan fisik bagi tubuh kita.

2. Meningkatkan Kreativitas

Proses penataan tanaman agar sedap dipandang membutuhkan kreativitas tersendiri. Ide-ide baru jadi bermunculan bagaimana agar tanaman kita lebih menarik penataannya. Ketika banyak melihat tanaman hijau, pikiran akan lebih positif dan jauh lebih produktif.

3. Menjadikan Pikiran Rileks

Apa yang Anda rasakan ketika menghirup udara segar di kebun atau menyentuh tanah ketika menanam tanaman? Kalau saya sih merasa pikiran jadi lebih santai. Bahkan tanpa kita sadari, aktivitas ini membuat pikiran rileks dan membuat kita semakin sehat.

4. Mengurangi Stres

Tahu nggak jika orang bisa meminimalkan tingkat stres dengan cara berkebun di halaman belakang rumah. Sebuah studi mengungkapkan bahwa orang-orang yang menghabiskan waktu berkebun cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah.

5. Meningkatkan Sirkulasi Darah

Ketika berkebun kita melakukan beberapa macam gerakan seperti mencangkul tanah, mengisi polibag atau memotong rumput. Hal ini tentu saja dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah sehingga peredaran darah menjadi lancar. Jadi, aktivitas berkebun sangat baik sebagai alternatif latihan.

Berintani Challenge



Untuk menambah ilmu dan inspirasi tentang dunia cocok tanam, saya biasanya mencari referensi di internet. Nah secara nggak sengaja saya menemukan sebuah website seputar bercocok tanam, pupuk, agrikultur, dan info pangan yaitu https://berintani.id/. Di sini saya menemukan banyak sekali ilmu dan tips-tips seputar bercocok tanam yang disajikan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Cocok juga bagi generasi muda yang lagi gandrung dengan hobby tanaman hias agar bisa merawat tanaman hias dengan lebih baik.

 


Yang seru adalah di Bulan Ramadhan ini ada Berintani Challenge yang bisa menjadi inspirasi kegiatan bermanfaat selama Ramadhan. Berintani Challenge mengajak kita melakukan 7 Kegiatan #TanamKebaikan #PupukPahala antara lain:

Activity 1 Regrow sisa sayur yang kamu makan: menanam kembali sayuran sisa makanan seperti daun bawang, pokcoy, bawang bombay, kentang dll

Activity 2 Reuse bungkus makanan sekali pakai: memanfaatkan bungkus makanan sekali pakai sebagai pot tanaman

Activity 3 Menanam sayur dari benih tumbuhan: menanam cabe, bayam, sawi dari biji benih menggunakan media tanam dan pot

Activity 4 Memanfaatkan cangkang telur untuk dijadikan pupuk: mengumpulkan cangkang telur kemudian ditumbuk dan ditaburkan di atas tanah

Activity 5 Membuat kompos sendiri: membuat kompos dari limbah organik rumah tangga yang dapat terurai

Activity 6 Masak dari hasil kebun sendiri: masak dari hasil panen tanaman yang kamu tanam sendiri dirumah

Activity 7 Kurangi penggunaan plastik: berbelanja dengan kantong kain, membawa wadah makanan sendiri untuk mengurangi plastik sekali pakai.



Di antara 7 kegiatan di atas, saya sudah melakukan beberapa sih namun yang paling sering (konsisten) adalah akvitas nomer 2. Seperti yang saya ceritakan di awal tulisan ini bahwa saya menggunakan kaleng biskuit bekas dan standing pouch minyak goreng sebagai pengganti pot. Dengan begitu, saya bisa mengurangi jumlah sampah plastik yang saya buang ke tong sampah. Bayangin jika minimal 1 kampung melakukan ini maka kita bisa mengurangi timbunan sampah plastik di TPA.

Kalau mau lebih kreatif, kita bisa kok menemukan tips gimana membuat bungkus makanan menjadi pot yang unik dan cantik. Selain itu dengan reuse bungkus makanan menjadi pot, kita juga tidak perlu membeli pot lagi, uangnya bisa dipakai untuk keperluan lainnya. Info lebih lengkapnya, kepoin aja instagram @Berintani.id ya. Sudah banyak nih yang ikutan Berintani Challange. Selain ikutan #tanamkebaikan dari rumah, kita juga berkesempatan dapetin marchendise menarik dari Berintani. Nggak Sabar pengen jadi yang terpilih dari banyaknya netizen yang ikut hehe

Oke itulah sharing saya tentang kegiatan #tanamkebaikan dan #pupukpahala selama Bulan Suci Ramadhan ini. Yuk ikutan juga demi kelestarian lingkungan yang manfaatnya bukan hanya untuk diri kita sendiri namun juga generasi yang akan datang.

 



31 comments: